Halo sahabat Indonesia, artikel ini saya buat khusus untuk melepas kerinduan saya kepada paman APLES GIDEON TECHUARI yang hingga hari ini tidak diketahui keberadaannya. baiklah saya akan mulai ceritanya. cerita dan artikel yang saya buat adalah benar dan bisa dipertanggung jawabkan.
PERKENALAN DENGAN APLES
Tahun 2002 adalah tahun dimana saya pertama kalinya masuk ke dalam sekolah sepak bola (SSB) milik PS. Krakatau Steel (PSKS) yang tepatnya berada dikota Cilegon-Banten. Tahun 2002 adalah tahun dimana PS. Krakatau Steel (PSKS) berganti nama menjadi PS. Pelita Krakatau Steel (PS.PKS) yang di menejeri oleh bapak Djoko Driono dan di latih oleh coach Danur Windo. Awal saya berkenalan dengan Aples adalah ketika saya menjadi anak gawang dipertandingan pertama Liga Bank Mandiri (LBM) di stadion PS. PKS dikota cilegon dan juga berkat pergaulan yang tinggi yang dimiliki oleh orang tua saya yang bernama Roni Putra Rahman, maklum waktu papah saya muda dia juga seorang pemain sepak bola. saat itu ketika pertandingan berjalan saya nyaris saja terkena bola clear end dari kaki seorang aples techuari, maklum karena badan saya kecil dan masih kelas 4 SD jadi saya ditempatkan dipinggir lapangan dekat bench area dan karena terpesonanya saya dengan permainan aples yang sangat gemilang saya pun sedikit lengah jika ada bola clear end yang datang kearah saya, 90 menit pun berlalu dan saya berlari kearah aples yang akan meninggalkan stadion dan setelah saya menggapainya saya menyapa
Saya: Om aples
Aples: (menoleh) iya (sapa beliau dengan sopan)
Saya: permainan om keren saya mau seperti om, saking bagusnya permainan om saya terpesona dan hampir aja kena bola yang om tendang keluar lapangan.
Aples: lain kali jangan bengong ya (sambil senyum dan mengusap kepala) oh iya siapa nama kamu.
Saya: nama saya Reza om, saya ssb junior disini loh
Aples: waw keren latihan yang rajin ya, (sambil berjalan merangkul saya ke ruang ganti pemain), kamu gak salin? baju basah karna keringet begitu,
Saya: saya pulang bareng papa kok om, papa saya tadi ada di tribun
Aples: oh begitu, coba kamu cari papah kamu dulu terus kamu temuin om lagi.
saya langsung menuju tribun penonton dan saya menemui orang tua saya dan berkata bahwa saya habis berbincang dengan aples tapi saya tidak dihiraukan karena ternyata papah saya sedang asik berbincang dengan pelatihnya dulu dimasa muda yaitu bapak sudarno atau yang akrab dipanggil (Bung Darno) yang tidak lain adalah pelatih kiper di tim PS. PKS, entah apa yang dibicarakan yang saya ingat adalah ketika bung darno mengajak orang tua saya untuk mampir ke Mess Atlet dijalan kubang wuluh belakang yayasan Al-Azhar kota Cilegon, dan orang tua saya hanya melambaikan tangan dan berkat "siap pak" dan belum saya bicara orang tua saya langsung berkata
papah: ayo nak kita pulang udah maghrib nih.
saya: tapi pah...
papah: kenapa lagi?
saya: itu siapa?
papah: nanti saja dirumah papah ceritain.
dan sayapun pulang menaiki kendaraan roda 2 milik papah saya, karena saya pendiam saya cuma bisa cemberut ketika dalam perjalanan pulang.
sesampainya dirumah ibu saya bertanya kenapa saya cemberut, dan papah saya berkata bahwa ada pertanyaan saya yang belum ia jawab, sontak saya menjawab bahwa bukan itu alasannya, saya menjelaskan kalau tadi saya sempat berbincang dengan aples dan aples meminta saya mengajak orang tua saya untuk menemuinya di ruang ganti pemain. orang tua saya kaget dan tidak percaya akhirnya saya hanya bisa menangis dan ibu saya berkata kepada papah saya agar membawa saya menemui aples di messnya. keesokan harinya tepatnya jam 17.00 setelah papah saya pulang bekerja saya diajak oleh papah saya menuju mess pemain PS.PKS yang jaraknya hanya 3KM dari rumah, dan sesampainya disana papah saya langsung menemui bung darno, beberapa saat kemudian orang tua saya bertanya kepada bung darno dimana kamarnya aples sekaligus menjelaskan sedikit kejadian yang saya alami kemarin. pergilah saya dengan papah saya menuju kamar aples didampingi dengan bung darno ketika sesampainya disana saya tidak melihat siapapun dikamar itu dan kemudian saya melihat seseorang keluar dari kamar sebelah dan bung darno bertanya apakah dia melihat aples dan orang itu menjawab bahwa beberapa menit yang lalu aples mengajak dia ngopi di dapur bawah sebelah kanan dari pintu masuk mess, kami ber-4 pun langsung pergi menuju kearah dapur dan benar saja aples dan 3 orang lainnya yang salah seorang diantaranya adalah bung danurwindo sedang berada didapur sambil menikmati segelas kopi dan sepiring gorengan, setelah itu terjadilah perbincangan hangat diantara kami ber-8, mulanya bung darno memperkenalkan muridnya yang sudah dewasa yaitu papah saya dan kemudian papah saya kembali menjelaskan tujuan kami datang kesana, saya tidak terlalu ingat apa yang waktu itu kami bicarakan yang terpenting adalah kami semua berbincang dengan sangat seru seperti keluarga saja, waktu hampir memasuki pukul 7 malam saya dan orang tua saya pamit pulang kepada mereka dengan didampingi oleh bung darno dan aples hingga ke parkiran motor sesampainya disana orang tua menawarkan kepada bung darno untuk singgah ke kontrakan kami yang sederhana, dengan senyum ramah bung darno berkata "Baik Roni saya akan mampir sekalian saya mau bertemu istri kamu" tegas bung darno, akhirnya orang tua saya pun memberikan alamat rumah agar bung darno bisa berkunjung ke rumah kami.
KUNJUNGAN &KEJUTAN DARI APLES
Hari sabtu di pekan ke-2 liga bank mandiri berjalan PS.PKS bertanding kembali. saat ini saya tidak menjadi anak gawang dan tidak pula ikut menyaksikan pertandingan karena kaki saya keseleo ketika sedang latihan dihari kamis. saya hanya bisa menyaksikan mereka dari televisi dan saya berteriak kegirangan ketika tim kesayangan saya mencetak gol tapi tetap saja ada sesuatu yang mengganjal rasanya ketika saya tidak bisa menyaksikan secara langsung di stadion, tapi ya sudahlah yang penting saya bisa menceritakan akhir pertandingannya kepada papah saya yang belum pulang bekerja.
pukul 18.30 papah saya belum pulang kerja, usut punya usut papah saya diajak oleh bosnya berbelanja disebuah mall dikota cilegon, selepas isya tepatnya jam 19.00 papah saya pulang dan saya langsung saja menceritakan hasil pertandingan sore tadi dan lagi asik-asik bercerita terdengar ada sedikit suara gaduh diluar rumah lalu saya dan papah saya coba melihat apa yang sebenarnya terjadi dan ketika membuka pintu SURPRISE ada bung darno, aples dan ke 3 pemain lain yang sedang bingung mencari rumah kami, akhirnya kejutan pun bukan hanya untuk saya karena mereka juga terkejut dengan keluarnya kami dari dalam rumah yang secara gaduh (bahasa cilegonya sih gerabak-gerubuk), dan itulah pertama kalinya aples datang berkunjung kerumah kami dan pertama kalinya juga aples memanggil saya dengan sebutan anak. rasa senang bergejolak dalam hati karena saya seorang anak kelas 4 SD telah diangkat sebagai anak oleh seorang pemain sepak bola profesional seperti aples, karena terlalu senangnya saya sempat berkali kali bertanya kepada orang tua saya benarkah saya diangkat sebegai anak oleh seorang Aples Gideon Techuari? walaupun orang tua saya hanya menjawab "Iya kali" dan itu membuat saya kesal hingga saya memutuskan untuk bertanya sendri kepada yang bersangkutan yaitu Aples dan beliau menerangkan bahwa kata anak dalam bahasa papua artinya adalah keponakan dan kamu boleh panggil saya om, karena om sudah anggap papa sama mamah kamu seperti kakak om sendiri. begitu kata beliau.
Pertengahan tahun 2002 dimana saya baru saja menyelesaikan Tes Hasil Belajar (THB) dan saya mendapatkan libur seminggu dari sekolah dan saat itu juga saya meminta untuk di khitan karena pada saat itu dilingkungan rumah hanya saya saja anak kecil yang belum dikhitan, maklumlah saya penakut dengan alat-alat dokter apa lagi suntikan. akhirnya keesokan harinya mantri sunatpun datang tanpa persiapan apapun saya langsung dikhitan, karena keinginan saya yang satu ini sangat mendadak alhasil tidak ada 1pun sanak keluarga yang bisa hadir, akhirnya saya hanya dikunjungi tetangga saja namun tetangga yang hadirpun tidak berhenti hingga malam menjelang hingga dari dalam kamar terdengar masih ada sekelompok orang yang berkumpul didepan dan betap senangnya saya bahwa sekumpulan orang itu adalah 1 tim penuh PS.PKS lengkap dengan bung darno dan bung danur windo saya pun keluar rumah dan aples menyambut saya dengan senyum sambil berkata, "aduh, anak om itunya ilang, sakit ya? nih kantongin biar sakitnya sembuh, sambil memberikan amplop" dan betapa beruntungnya saya ketika saya dikhitan saya dijenguk oleh 1 tim sepak bola lengkap dengan pelatihnya. Itulah yang hingga kini masih membekas dikehidupan saya.
MENJADI KELUARGA APLES
Seringnya kami menjalin komunikasi dengan aples membuat kami menganggap aples seperti keluarga sendiri dan rumah kami tersedia 24jam untuk aples jika dia sedang merasa jenuh dengan keadaan di messnya, dan aples pun senang memiliki keluarga yang dekat dengan tempatnya mengabdi, aples pun berkunjung hampir setiap hari dan jujur saja kehadiran aples ditengah keluarga kami menghadirkan keceriaan tersendiri, memahami kesulitan aples dalam berkendara ketika ingin beribadah membuat orang tua saya melakukan keputusan untuk tidak pergi membawa motor di hari sabtu dan minggu dengan alasan agar aples bisa pergi ke gereja dengan sepeda motor milik orang tua saya, Suatu hari dimalam minggu dimana hari yang sudah pasti Aples datang berkunjung kerumah biasanya ia datang tepat jam 8 malam, tapi sangat aneh karena sudah tepat jam 8 beliau belum juga datang namun 10 menit kemudian datanglah aples dengan nafas yang terengah-engah, saya yang saat itu hanya ber-2 dengan ibu saya bingung kenapa aples bisa begitu kelelah, sambil meminum air putih dia menceritakan bahwa awalnya perjalanan dari mess ke rumah dengan menggunakan angkutan umum berjalan baik-baik saja dikarenakan kondisinya malam dan tidak begitu terlihat orang lain, tapi diluar dugaan angkot tersebut masuk ke sebuah SPBU yang berada di Kp. Tegal wangi Jl. jend sudirman tepat disebelah SMPN 3 Kota Cilegon dan alhasil cahaya lampu SPBU yang terang membuat penumpang lain dapat melihat wajah Aples dengan sangat jelas dan salah seorang penumpang itu memaksa aples agar mau bertukaran pakaian dengannya alhasil aplespun risih dan langsung turun dari angkot yang sedang mengisi bensin sambil melemparkan ongkos yang sudah diganggamnya dari awal naik dan seketika aples langsung berlari menuju ke rumah kami yang berjarak sekitar 500 meter dari SPBU tersebut dan kami pun hanya menggelengkan kepala dengan apa yang baru saja dia alami, karena kami sangat mengkhawatirkan keadaannya. malam itu aples menginap ditempat kami dan minggu paginya dia berangkat ke gereja dengan sepeda motor dan
saya pergi ke stadion KS untuk berlatih sepak bola dan sepulang dari latihan beberapa orang teman saya mengajak untuk berjalan jalan ke mess pemain PS. PKS dan saya pun menerima ajakan itu ketika sampai disana saya dengan senangnya menyapa para pemain yang baru saja berolah raga pagi, waktu berlalu saya sudah mendengar suara azan dari masjid disekitar dan saya memutuskan untuk pulang ketika saya beranjak dari mess beberapa langkah saya berpapasan dengan aples yang sedang mendorong motor yang saya ketahui bahwa motor yang sedang ia dorong adalah motor orang tua saya, dengan refleknya saya ikut mendorong dan aples bertanya "kamu sedang apa, kenapa kamu belum pulang" dan saya menjawab "diajak temen om main kesini, ini juga baru mau pulang om" dengan kelelahan aples berkata "yasudah pulang sana nanti kamu dicari kamu punya mama, oh iya sekalian bilang bapak om baru bisa pulangin motornya besok sore ya soalnya ban depan pecah nanti sore om mau bawa ini ke bengkel", saya pun berpamitan dan langsung menuju pulang dan sesampainya dirumah saya sampaikan kepada orang tua saya apa yang baru saja dititipkan oleh aples, orang tua sayapun dengan santai menanggapinya karena orang tua saya sangat percaya dengan aples, dan sesuai dengan janjinya keesokan harinya pun aples datang mengebalikan motor yang ban luarnya sudah ia ganti dengan yang baru. sambil duduk dan berbincang aples sedikit tidak percaya kenapa mulai dari malam minggu hingga minggu siang dia mengalami hal yang kurang menyenangkan tapi pada akhirnya dia pun tertawa sendiri mengingat kejadian yang dilaluinya.
PERKENALAN DENGAN APLES
Tahun 2002 adalah tahun dimana saya pertama kalinya masuk ke dalam sekolah sepak bola (SSB) milik PS. Krakatau Steel (PSKS) yang tepatnya berada dikota Cilegon-Banten. Tahun 2002 adalah tahun dimana PS. Krakatau Steel (PSKS) berganti nama menjadi PS. Pelita Krakatau Steel (PS.PKS) yang di menejeri oleh bapak Djoko Driono dan di latih oleh coach Danur Windo. Awal saya berkenalan dengan Aples adalah ketika saya menjadi anak gawang dipertandingan pertama Liga Bank Mandiri (LBM) di stadion PS. PKS dikota cilegon dan juga berkat pergaulan yang tinggi yang dimiliki oleh orang tua saya yang bernama Roni Putra Rahman, maklum waktu papah saya muda dia juga seorang pemain sepak bola. saat itu ketika pertandingan berjalan saya nyaris saja terkena bola clear end dari kaki seorang aples techuari, maklum karena badan saya kecil dan masih kelas 4 SD jadi saya ditempatkan dipinggir lapangan dekat bench area dan karena terpesonanya saya dengan permainan aples yang sangat gemilang saya pun sedikit lengah jika ada bola clear end yang datang kearah saya, 90 menit pun berlalu dan saya berlari kearah aples yang akan meninggalkan stadion dan setelah saya menggapainya saya menyapa
Saya: Om aples
Aples: (menoleh) iya (sapa beliau dengan sopan)
Saya: permainan om keren saya mau seperti om, saking bagusnya permainan om saya terpesona dan hampir aja kena bola yang om tendang keluar lapangan.
Aples: lain kali jangan bengong ya (sambil senyum dan mengusap kepala) oh iya siapa nama kamu.
Saya: nama saya Reza om, saya ssb junior disini loh
Aples: waw keren latihan yang rajin ya, (sambil berjalan merangkul saya ke ruang ganti pemain), kamu gak salin? baju basah karna keringet begitu,
Saya: saya pulang bareng papa kok om, papa saya tadi ada di tribun
Aples: oh begitu, coba kamu cari papah kamu dulu terus kamu temuin om lagi.
saya langsung menuju tribun penonton dan saya menemui orang tua saya dan berkata bahwa saya habis berbincang dengan aples tapi saya tidak dihiraukan karena ternyata papah saya sedang asik berbincang dengan pelatihnya dulu dimasa muda yaitu bapak sudarno atau yang akrab dipanggil (Bung Darno) yang tidak lain adalah pelatih kiper di tim PS. PKS, entah apa yang dibicarakan yang saya ingat adalah ketika bung darno mengajak orang tua saya untuk mampir ke Mess Atlet dijalan kubang wuluh belakang yayasan Al-Azhar kota Cilegon, dan orang tua saya hanya melambaikan tangan dan berkat "siap pak" dan belum saya bicara orang tua saya langsung berkata
papah: ayo nak kita pulang udah maghrib nih.
saya: tapi pah...
papah: kenapa lagi?
saya: itu siapa?
papah: nanti saja dirumah papah ceritain.
dan sayapun pulang menaiki kendaraan roda 2 milik papah saya, karena saya pendiam saya cuma bisa cemberut ketika dalam perjalanan pulang.
sesampainya dirumah ibu saya bertanya kenapa saya cemberut, dan papah saya berkata bahwa ada pertanyaan saya yang belum ia jawab, sontak saya menjawab bahwa bukan itu alasannya, saya menjelaskan kalau tadi saya sempat berbincang dengan aples dan aples meminta saya mengajak orang tua saya untuk menemuinya di ruang ganti pemain. orang tua saya kaget dan tidak percaya akhirnya saya hanya bisa menangis dan ibu saya berkata kepada papah saya agar membawa saya menemui aples di messnya. keesokan harinya tepatnya jam 17.00 setelah papah saya pulang bekerja saya diajak oleh papah saya menuju mess pemain PS.PKS yang jaraknya hanya 3KM dari rumah, dan sesampainya disana papah saya langsung menemui bung darno, beberapa saat kemudian orang tua saya bertanya kepada bung darno dimana kamarnya aples sekaligus menjelaskan sedikit kejadian yang saya alami kemarin. pergilah saya dengan papah saya menuju kamar aples didampingi dengan bung darno ketika sesampainya disana saya tidak melihat siapapun dikamar itu dan kemudian saya melihat seseorang keluar dari kamar sebelah dan bung darno bertanya apakah dia melihat aples dan orang itu menjawab bahwa beberapa menit yang lalu aples mengajak dia ngopi di dapur bawah sebelah kanan dari pintu masuk mess, kami ber-4 pun langsung pergi menuju kearah dapur dan benar saja aples dan 3 orang lainnya yang salah seorang diantaranya adalah bung danurwindo sedang berada didapur sambil menikmati segelas kopi dan sepiring gorengan, setelah itu terjadilah perbincangan hangat diantara kami ber-8, mulanya bung darno memperkenalkan muridnya yang sudah dewasa yaitu papah saya dan kemudian papah saya kembali menjelaskan tujuan kami datang kesana, saya tidak terlalu ingat apa yang waktu itu kami bicarakan yang terpenting adalah kami semua berbincang dengan sangat seru seperti keluarga saja, waktu hampir memasuki pukul 7 malam saya dan orang tua saya pamit pulang kepada mereka dengan didampingi oleh bung darno dan aples hingga ke parkiran motor sesampainya disana orang tua menawarkan kepada bung darno untuk singgah ke kontrakan kami yang sederhana, dengan senyum ramah bung darno berkata "Baik Roni saya akan mampir sekalian saya mau bertemu istri kamu" tegas bung darno, akhirnya orang tua saya pun memberikan alamat rumah agar bung darno bisa berkunjung ke rumah kami.
KUNJUNGAN &KEJUTAN DARI APLES
Hari sabtu di pekan ke-2 liga bank mandiri berjalan PS.PKS bertanding kembali. saat ini saya tidak menjadi anak gawang dan tidak pula ikut menyaksikan pertandingan karena kaki saya keseleo ketika sedang latihan dihari kamis. saya hanya bisa menyaksikan mereka dari televisi dan saya berteriak kegirangan ketika tim kesayangan saya mencetak gol tapi tetap saja ada sesuatu yang mengganjal rasanya ketika saya tidak bisa menyaksikan secara langsung di stadion, tapi ya sudahlah yang penting saya bisa menceritakan akhir pertandingannya kepada papah saya yang belum pulang bekerja.
pukul 18.30 papah saya belum pulang kerja, usut punya usut papah saya diajak oleh bosnya berbelanja disebuah mall dikota cilegon, selepas isya tepatnya jam 19.00 papah saya pulang dan saya langsung saja menceritakan hasil pertandingan sore tadi dan lagi asik-asik bercerita terdengar ada sedikit suara gaduh diluar rumah lalu saya dan papah saya coba melihat apa yang sebenarnya terjadi dan ketika membuka pintu SURPRISE ada bung darno, aples dan ke 3 pemain lain yang sedang bingung mencari rumah kami, akhirnya kejutan pun bukan hanya untuk saya karena mereka juga terkejut dengan keluarnya kami dari dalam rumah yang secara gaduh (bahasa cilegonya sih gerabak-gerubuk), dan itulah pertama kalinya aples datang berkunjung kerumah kami dan pertama kalinya juga aples memanggil saya dengan sebutan anak. rasa senang bergejolak dalam hati karena saya seorang anak kelas 4 SD telah diangkat sebagai anak oleh seorang pemain sepak bola profesional seperti aples, karena terlalu senangnya saya sempat berkali kali bertanya kepada orang tua saya benarkah saya diangkat sebegai anak oleh seorang Aples Gideon Techuari? walaupun orang tua saya hanya menjawab "Iya kali" dan itu membuat saya kesal hingga saya memutuskan untuk bertanya sendri kepada yang bersangkutan yaitu Aples dan beliau menerangkan bahwa kata anak dalam bahasa papua artinya adalah keponakan dan kamu boleh panggil saya om, karena om sudah anggap papa sama mamah kamu seperti kakak om sendiri. begitu kata beliau.
Pertengahan tahun 2002 dimana saya baru saja menyelesaikan Tes Hasil Belajar (THB) dan saya mendapatkan libur seminggu dari sekolah dan saat itu juga saya meminta untuk di khitan karena pada saat itu dilingkungan rumah hanya saya saja anak kecil yang belum dikhitan, maklumlah saya penakut dengan alat-alat dokter apa lagi suntikan. akhirnya keesokan harinya mantri sunatpun datang tanpa persiapan apapun saya langsung dikhitan, karena keinginan saya yang satu ini sangat mendadak alhasil tidak ada 1pun sanak keluarga yang bisa hadir, akhirnya saya hanya dikunjungi tetangga saja namun tetangga yang hadirpun tidak berhenti hingga malam menjelang hingga dari dalam kamar terdengar masih ada sekelompok orang yang berkumpul didepan dan betap senangnya saya bahwa sekumpulan orang itu adalah 1 tim penuh PS.PKS lengkap dengan bung darno dan bung danur windo saya pun keluar rumah dan aples menyambut saya dengan senyum sambil berkata, "aduh, anak om itunya ilang, sakit ya? nih kantongin biar sakitnya sembuh, sambil memberikan amplop" dan betapa beruntungnya saya ketika saya dikhitan saya dijenguk oleh 1 tim sepak bola lengkap dengan pelatihnya. Itulah yang hingga kini masih membekas dikehidupan saya.
MENJADI KELUARGA APLES
Seringnya kami menjalin komunikasi dengan aples membuat kami menganggap aples seperti keluarga sendiri dan rumah kami tersedia 24jam untuk aples jika dia sedang merasa jenuh dengan keadaan di messnya, dan aples pun senang memiliki keluarga yang dekat dengan tempatnya mengabdi, aples pun berkunjung hampir setiap hari dan jujur saja kehadiran aples ditengah keluarga kami menghadirkan keceriaan tersendiri, memahami kesulitan aples dalam berkendara ketika ingin beribadah membuat orang tua saya melakukan keputusan untuk tidak pergi membawa motor di hari sabtu dan minggu dengan alasan agar aples bisa pergi ke gereja dengan sepeda motor milik orang tua saya, Suatu hari dimalam minggu dimana hari yang sudah pasti Aples datang berkunjung kerumah biasanya ia datang tepat jam 8 malam, tapi sangat aneh karena sudah tepat jam 8 beliau belum juga datang namun 10 menit kemudian datanglah aples dengan nafas yang terengah-engah, saya yang saat itu hanya ber-2 dengan ibu saya bingung kenapa aples bisa begitu kelelah, sambil meminum air putih dia menceritakan bahwa awalnya perjalanan dari mess ke rumah dengan menggunakan angkutan umum berjalan baik-baik saja dikarenakan kondisinya malam dan tidak begitu terlihat orang lain, tapi diluar dugaan angkot tersebut masuk ke sebuah SPBU yang berada di Kp. Tegal wangi Jl. jend sudirman tepat disebelah SMPN 3 Kota Cilegon dan alhasil cahaya lampu SPBU yang terang membuat penumpang lain dapat melihat wajah Aples dengan sangat jelas dan salah seorang penumpang itu memaksa aples agar mau bertukaran pakaian dengannya alhasil aplespun risih dan langsung turun dari angkot yang sedang mengisi bensin sambil melemparkan ongkos yang sudah diganggamnya dari awal naik dan seketika aples langsung berlari menuju ke rumah kami yang berjarak sekitar 500 meter dari SPBU tersebut dan kami pun hanya menggelengkan kepala dengan apa yang baru saja dia alami, karena kami sangat mengkhawatirkan keadaannya. malam itu aples menginap ditempat kami dan minggu paginya dia berangkat ke gereja dengan sepeda motor dan
saya pergi ke stadion KS untuk berlatih sepak bola dan sepulang dari latihan beberapa orang teman saya mengajak untuk berjalan jalan ke mess pemain PS. PKS dan saya pun menerima ajakan itu ketika sampai disana saya dengan senangnya menyapa para pemain yang baru saja berolah raga pagi, waktu berlalu saya sudah mendengar suara azan dari masjid disekitar dan saya memutuskan untuk pulang ketika saya beranjak dari mess beberapa langkah saya berpapasan dengan aples yang sedang mendorong motor yang saya ketahui bahwa motor yang sedang ia dorong adalah motor orang tua saya, dengan refleknya saya ikut mendorong dan aples bertanya "kamu sedang apa, kenapa kamu belum pulang" dan saya menjawab "diajak temen om main kesini, ini juga baru mau pulang om" dengan kelelahan aples berkata "yasudah pulang sana nanti kamu dicari kamu punya mama, oh iya sekalian bilang bapak om baru bisa pulangin motornya besok sore ya soalnya ban depan pecah nanti sore om mau bawa ini ke bengkel", saya pun berpamitan dan langsung menuju pulang dan sesampainya dirumah saya sampaikan kepada orang tua saya apa yang baru saja dititipkan oleh aples, orang tua sayapun dengan santai menanggapinya karena orang tua saya sangat percaya dengan aples, dan sesuai dengan janjinya keesokan harinya pun aples datang mengebalikan motor yang ban luarnya sudah ia ganti dengan yang baru. sambil duduk dan berbincang aples sedikit tidak percaya kenapa mulai dari malam minggu hingga minggu siang dia mengalami hal yang kurang menyenangkan tapi pada akhirnya dia pun tertawa sendiri mengingat kejadian yang dilaluinya.
BERPISAH DENGAN APLES
Waktu demi waktu saya lewati dengan aples dia adalah sosok orang tua yang sangat baik terlebih untuk saya sebagai keponakan angkatnya, aples adalah orang yang tidak pernah perhitungan dalam hal memberi terlebih ketika saya mengetahui bahwa dia bisa menghabiskan uang ratusan ribu rupiah untuk sekedar menyapa keluarganya di papua sana dan juga dia sangat loyal kepada saya. saya ingat ketika aples berpamitan untuk pindah ke Jakarta karena dia telah menyetujui kontrak dengan PERSIJA, dia berjanji kalau dia akan pergi dari hotel ke rumah saat PS.PKS menjamu PERSIJA di Stadion milik Krakatau Steel dan dia juga berjanji bahwa dia akan sering-sering menghubungi kami melalui telpon, dan hal itu ia tepati terlebih hingga tahun 2006 saya masih berkomunikasi dengan dia untuk terakhir kalinya dan hari ini adalah tahun ke-10 untuk saya merindukan sosok beliau, berbagai macam cara saya lakukan untuk mencari kabar dari beliau, hingga saya mendapatkan informasi bahwa beliau pernah menjadi seorang wasit dan hakim garis di kota bogor, mengikuti test kepelatihan untuk lisensi A, menjadi asisten pelatih di PS.Mitra kukar, menjadi seorang PNS di DISPORA Manokwari Papua Barat hingga saya mendengar kabar bahwa beliau sudah meninggal. walaupun bagi saya ini adalah sebuah berita hoak namun dimanapun OM APLES berada sekarang semoga om tetap dalam lindungan tuhan yang maha esa hingga kesehatan dan kecerian om tetap terpancar hingga hari ini. semoga om bisa membaca artikel ini. kami KELAURGA BESAR MU DIKOTA CILEGON SANGAT MERINDUKAN SOSOK MU. I MISS YOU APLES GIDEON TECHUARI
Image By: Tabloidjubi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar